Minggu, 30 Oktober 2011

Lost in Toraja

TAMPANG ALLO (burial cave)
Sejarah singkat objek wisata Tampang Allo (atau Tampangallo) ini merupakan sebuah kuburan gua alam yang terletak di Kelurahan Kaero Kecamatan Sangalla' dan berisikan puluhan erong, puluhan tau-tau dan ratusan tengkorak dan tulang belulang manusia.
Pada sekitar abad ke 16 oleh penguasa Sangalla' dalam hal ini Sang Puang Manturino bersama istrinya Rangga Bulaan memilih Gua Tampang Allo sebagai tempat pemakamannya kelak jika mereka meninggal dunia. Demikianlah Rangga Bulaan di gadis cantik, asuhan sang kera, meninggal lebih dahulu dan jenazalmya dimasukkan ke dalam Erong serta diletakkan dalam gua Tampang Allo. Sedangkan Sang Puang Manturino pada saat meninggal Erong ditempatkan pada pemakaman losso' yang letaknya tidak jauh dari Tampang Allo.  Entah bagaimana kemudian erong Sang Puang ternyata kosong. Sedangkan jenasahnya telah bersatu dengan jenazah istrinya di Tampang Allo. Lama setelah Sang Puang dan istrinya Rangga Bulaan meninggal dunia pusaka kerajaan yang disebut Bakasiroe' diambil alih oleh Puang Musu' sebagai penguasa Tongkonan Puang Kalosi. 


Pada masa itu juga Tana Toraja yang dikenal sebagai Tondok Lepongan Bulan Tana Matarik Allo berada dalam kekacauan akibat serangan dari kerajaan Bone. Terjadi juga peperangan antara daerah/ masyarakat setempat dan tentara Bone membantu salah satunya dan akibat yang kalah perang dirampas sawah dan kekayaannya serta orang-orangnya dikirim ke Madan dan ke daerah Bugis. 
Puang Musu' membawa pusaka Baka Siroe' mengungsi ke Madan dan sewaktu Puang ini menyeberang sungai Sa'dan dan salah seorang yang bernama Karasiak membunuh Puang Musu' dan merampas Baka Siroe'. Keturunan Puang Musu' selalu berusaha dengan cara apapun untuk mengembalikan pusaka Baka Siroe' ke tempatnya semula pada tahun 1934, terjadilah perdamaian antara Puang Musu' dengan keturunan Karasiak melalui perkawinan. Kemudian dengan lahirnya anak di pari tanga, Pusaka Baka Siroe' diberikan kepada anak tersebut untuk menyimpan dan memeliharanya.
 

Demikian juga tempat pemakaman mereka kelak disepakati di Gua Tampang Allo sebagai perwujudan perjanjian dan sumpah suami istri yaitu "sehidup semati satu kubur kita berdua". Suaya, Kuburan raja-raja Sangalla. Kuburan berada di salah satu sisi dari bukit. Dipahat sebagai tempat beristirahat dari tujuh raja dan keluarga kerajaan Sangalla. Tau-tau dari Raja-raja dan keluarga raja berpakaian sesuai dengan pakaian adat raja Toraja di tempatkan dimuka kuburan batu. tangga batu tersedia untuk naik ke bukit dimana raja dikala hidupnya digunakan untuk bersepi-sepi, ditempat itu akan dibuat museum untuk menempatkan harta kekayaan dari raja-raja Sangalla.


KAMBIRA ( KUBURAN BAYI / PASSILLIRAN )
  

Seseorang yang belum tembuh gigi apabila meningal dunia akan dikuburkan ke dalam sebatang pohon kayu yang hidup dari jenis pohon kayu Tarra'. Kayu yang digunakan dilokasi ini telah berumur sekitar ± 300 tahun yang lalu.
Proses pelaksanaan pekuburan sejenis ini mengenal tahap-tahap sebagai berikut: Bayi yang meninggal dibalut dengan kain putih yang pernah dipakai dalam posisi dalam keadaan dipangku.Kemudian keluarga memberi tanda pada pohon kayu yang hendak digunakan sebagai kuburan (ma'tanda kayu).Membuat lubang dengan ketentuan tidak boleh berhadapan dengan rumah kediamannya.Mempersiapkan penutup kubur dari bahan pelepah enau (kulimbang ijuk).Membuat tana' (pasak) karurung dari ijuk sesuai tingkatan strata sosialnya.12 tana' karurung bagi tingkatan bangsawan.8 tana' karurung bagi tingkatan menengah.6 tana' karurung bagi tingkatan bawah.

Lost in Toraja with Mr. Agus Susilo
Ma'kadende' yaitu membuat tali ijuk sebelum jenasah dibawa ke kuburan, seekor babi jantan hitam dipotong/disembelih di halaman rumah duka, kemudian dibawa ke kuburan dengan diusung.Setibanya di kuburan babi/daging tersebut dimasak dalam bambu/dipiong, tanpa diberi garam atau bumbu lainnya setelah semua itu siap mayat dibawah ke kuburan dengan syarat sebagai berikut:
Dibawa dalam posisi dipangku.Pengantar mayat baik laki-laki maupun perempuan harus berselubung kain.Dilarang berbicara, menoleh ke kiri atau ke kanan maupun ke belakang.
Setibanya jenasah di pekuburan penjemput jenasah turun dari tangga lalu mengambil, mengangkat, dan memasukkan jenasah ke dalam lubang kayu dalam posisi berlutut menghadap keluar. Kemudian kubur itu ditutup dengan kulimbang di tana' /dipasak sesuai dengan statusnya dan sesudah ini dilapisi dengan ijuk dan diikat dengan kadende' (tali ijuk).
Sepanjang kegiatan tersebut di atas, seluruh orang yang hadir dilarang berbicara, nanti setelah ma'taletek pa'piong (membelah bambu berisi daging yang sudah masak) berarti orang sudah boleh berbicara dan orang yang berada diatas tangga sudah boleh turun.


Lemo 


Adalah tempat pekuburan dinding berbatu dan patung-patung (tau-tau). Jumlah lubang batu kuno ada 75 buah dan tau-tau yang tegak berdiri sejumlah 40 buah sebagai lambang-lambang prestise, status, peran dan kedudukan para bangsawan di desa Lemo. Di beri nama Lemo oleh karena model liang batu ini ada yang menyerupai jeruk bundar dan berbintik-bintik.
Sejak tahun 1960, objek wisata ini telah ramai di kunjungi para wisatawan asing dan wisatawan nusantara.Pengunjung dapat pula melepaskan keinginannya dan membelanjakan dolarnya, euronya atau rupiahnya pada kios-kios souvenir. Ataukah berjalan-jalan sekitar objek menyaksikan buah-buah pangi yang ranum kecoklatan, yang siap diolah dan di makan sebagai makanan khas suku Toraja yang di sebut "Pantollo Pamarrasan". Selamat menikmati.


LONDA  

 

Sama dengan Lemo, Londa adalah tempat pekuburan dinding berbatu dan patung-patung (tau-tau). Di dalamnya terdapat gua dengan banyak tengkorak kepala manusia. Objek wisata Londa yang berada di desa Sandan Uai Kecamatan Sanggalangi' dengan jarak 7 km dari kota Rantepao, arah ke selatan, adalah kuburan alam purba. Gua yang tergantung itu, menyimpan misteri yakni erong puluhan banyaknya, dan penuh berisikan tulang dan tengkorak para leluhur, tau-tau. Tau-tau adalah pertanda bahwa telah sekian banyak putra-putra Toraja terbaik telah dimakamkan melalui upacara adat tertinggi di wilayah Tallulolo. Gua-gua alam ini penuh dengan panorama yang menakjubkan ± 1.000 m jauh kedalam, dapat dinikmati dengan petunjuk guide yang sudah terlatih dan profesional.
 

Kuburan alam purba ini dilengkapi dengan sebuah "Benteng Pertahanan". Patabang Bunga yang bernama Tarangenge, yang terletak di atas punggung gua alam ini. Objek ini sangat mudah dikunjungi, oleh karena sarana dan prasarana jalannya baik. Satu hal perlu diingat bahwa seseorang yang berkunjung ke objek ini, wajib memohon izin dengan membawa sirih pinang, atau kembang. Sangat tabu/pemali (dilarang keras) untuk mengambil atau memindahkan tulang, tengkorak, atau mayat yang ada dalam gua ini.


KE'TE KESU'
Ke'te' Kesu' adalah objek wisata yang sudah populer sejak tahun 1979 terletak dikampung Bonoran yang berjarak 4 km dari Kota Rantepao, telah ditetapkan sebagai salah satu Cagar Budaya dengan nomor; registrasi 290 yang perlu dilestarikan/ dilindungi. Objek wisata ini sangat menarik, oleh karena memiliki suatu kompleks perumahan adat Toraja yang masih asli, yang terdiri dari beberapa Tongkonan, lengkap dengan Alang Sura' (lumbung padinya). 



Tongkonan tersebut dari leluhur Puang ri Kesu' di fungsikan sebagai tempat bermusyawarah, mengelolah, menetapkan dan melaksanakan aturan-aturan adat, baik aluk maupun pemali yang digunakan sebagai aturan hidup dan bermasyarakat di daerah Kesu', dan juga di seluruh Tana Toraja, yang disebut aluk Sanda Pitunna (7777).Objek wisata ini dilengkapi pula dengan areal; upacara pemakaman (rante), kuburan (liang) purba dan makam-makam modern, namun tetap berbentuk motif khas Toraja, pemukiman, perkebunan dan persawahan yang cantik dan menyejukkan hati. Sekaligus para pengunjung dapat menyaksikan seni ukir Toraja di lokasi ini.
sumber: http://www.torajakoe.blogspot.com













Sabtu, 17 September 2011

Kuta tidak hanya ada di Bali

Pantai Kuta ini terletak di Desa Kuta, Kabupaten Lombok Tengah. Pada awalnya, pantai ini sangatlah sepi, dan hampir tidak didatangi oleh wisatawan. Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian serta kurang gencarnya promosi yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Namun, sejak adanya pembangunan hotel di kawasan ini, Pantai Kuta mulai dilirik oleh para wisatawan yang akan langsung jatuh hati begitu pertama kali melihatnya.
Menyambangi Pantai Kuta, pandangan pengunjung akan dimanjakan dengan pesona birunya air laut. Selain itu, pantai yang terletak di bagian selatan Pulau Lombok ini, dikelilingi oleh deretan perbukitan. Deretan perbukitan ini, menciptakan paduan warna yang molek, antara birunya air laut dan hijaunya perbukitan. Di samping itu, ombak di Pantai Kuta ini juga cukup bagus untuk olahraga selancar air.

Salah satu keistimewaan dari Pantai Kuta adalah butiran pasirnya yang unik, yang tidak terdapat di pantai-pantai lainnya. Pasir di pantai ini berbentuk butiran-butiran seperti merica, yang nyaman untuk diinjak. Banyak wisatawan yang berjalan di pinggir pantai ini tanpa menggunakan alas kaki, karena butiran pasir di pantai ini dianggap baik untuk membantu melancarkan sirkulasi darah.
Ada cerita menarik di balik butiran pasir berbentuk merica di sepanjang Pantai Kuta ini. Oleh penduduk setempat, butiran pasir berbentuk merica ini dianggap sebagai sarang nyale (cacing laut) yang banyak terdapat di Pantai Kuta. Nyale-nyale yang jumlahnya jutaan tersebut, membangun sarang dengan melubangi karang-karang yang berwarna putih, yang banyak terdapat di pantai. Hasil galian karang ini menjadi butiran pasir, yang kemudian terbawa gelombang ke pinggir pantai. Peristiwa ini terjadi terus menerus dan berlangsung selama ratusan tahun. Maka tak heran jika pasir jenis ini hanya dapat ditemukan di Pantai Kuta, Pulau Lombok.

photo by: www.nusatenggaraindonesia.com
Keberadaan nyale di Pantai Kuta ini, berkaitan erat dengan mitos yang berkembang di masyarakat sekitar pantai. Konon, ada seorang putri cantik berambut panjang yang bernama Putri Mandalika. Parasnya yang cantik ini, membuat banyak pangeran dan pemuda yang ingin menikahinya. Banyaknya lamaran yang datang membuat Putri Mandalika bingung untuk mengambil keputusan, maka ia pun terjun ke laut. Sebelum terjun, ia berjanji bahwa akan datang kembali selama sekali dalam setahun. Rambut panjang Putri Mandalika inilah yang kemudian menjelma menjadi nyale. Untuk memperingati sekaligus menanti kedatangan Putri Mandalika, masyarakat setempat mengadakan upacara Bau Nyale, yang diadakan setahun sekali. Pantai Kuta terletak di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia.
sumber: http://www.wisatamelayu.com/id/tour/890-Pantai-Kuta-Lombok/navcat

Sabtu, 13 Agustus 2011

Desa Sade - Desa Tradisional Sasak

Dusun Sade terletak di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat, berjarak kurang lebih 30 kilometer dari kota Mataram. Untuk menemukan dusun ini tidak lah sulit karena berada tepat di tepi jalan raya Praya - Kuta pada bagian luar dusun terdapat papan nama besar bertulisan dusun Sade. Dusun Sade merupakan salah satu perkampungan suku sasak yang merupakan suku asli masyarakat Lombok, bangunan di dusun Sade ini masih sangat tradisional setiap bangunan terbuat dari kayu dan bilik bambu pada dindingnya serta beratapkan ijuk jerami.

Bentuk rumah penduduk sangat unik yaitu terdiri dari 2 ruang, ruang pertama bagian depan ruang yang terdapat setelah kita memasuki pintu utama rumah setelah itu terdapat ruang dalam yang letak lantainya lebih tinggi 2 anak tangga dari lantai ruang depan, untuk memasuki ruang dalam kita harus melewati pintu kayu yang berukuran kecil dengan tinggi sekitar 150 cm dan berbentuk oval.
Di ruang dalam ini terdapat 2 tungku untuk memasak yang terbuat dari tanah dan menyatu dengan lantainya. Masyarakat Sade memasak menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya, tidak jauh dari tungku terdapat ruang dengan dinding bilik bambu yang merupakan ruang tidur. Jarak antara lantai dengan atap sangat tinggi sehingga udara di dalamnya terasa sejuk. Rumah-rumah berjajar rapi dengan tinggi yang hampir sama antara satu rumah dengan rumah yang lainnya sehingga terkesan sangat rapih.

Pada bagian luar rumah tepatnya di depan rumah terdapat bagunan lumbung padi yang bentuknya sangat khas, pada bagian bawah lumbung terdapat bale-bale tempat penduduk berinteraksi sekaligus menjaga lumbung. Jalan penghubung antara rumah masih terbuat dari tanah tetapi ada beberapa bagian jalan yang sudah dibuat dengan semen dan ubin. Mata pencarian penduduk adalah bertani sementara para wanitanya bertenun membuat kain sendiri dengan motif khas cicak, hasil tenun di pasarkan pada art shop dan juga di sekitar rumah dengan harga bervariasi tergantung ukuran dan tingkat kerumitan proses pembuatan kain tenun.

Selama di dalam dusun ini sangat terasa kenyamanan dan kedamaian lingkungan, kenyamanan yang sangat sulit didapat di kota besar, walaupun dusun Sade berada di tempat keramaian tepi jalan raya sungguh terasa sekali petualangan saat berada di dalamnya.
Dusun Sade merupakan salah satu dusun tradisional yang masih bertahan diantara ratusan dusun tradisional yang ada di Indonesia dan merupakan kekayaan budaya negara kita. Semoga tetap bertahan di tengah derasnya arus modern.
sumber http://www.visitlomboksumbawa.com

Rabu, 06 Juli 2011

Gong Perdamaian Nusantara - Kupang NTT

Gong Perdamaian Nusantara merupakan "Sarana Persaudaraan dan Pemersatu Bangsa" yang secara khusus diciptakan oleh The World Peace Commitee (Komite Perdamaian Dunia) yang misinya untuk menyatukan seluruh elemen Bangsa Indonesia menuju kejayaan Nusantara yang dicita-citakan bersama. 


Gong Perdamaian Nusantara terbuat dari bahan campuran kuningan (bronze) dan perunggu, berdiameter 2 meter dengan berat ± 100 kg. Gong Perdamaian Nusantara bermakna keseimbangan kehidupan dan memberi nilai lebih, kebanggaan, citra baik dan sumber pendapatan sepanjang masa bagi daerah yang menerimanya.
 Struktur Gong Perdamaian Nusantara menampilkan :
  1. Lingkaran luar : Logo 444 Kabupaten/Kota se-Indonesia.
  2. Lingkaran tengah : Logo 33 Provinsi se-Indonesia.
  3. Lingkaran dalam : Tulisan “Gong Perdamaian Nusantara”, sepasang bunga pada kiri-kanan, tulisan ”sarana persaudaraan” dan “Pemersatu Bangsa”.
  4. Lingkaran isi : Simbol 5 Agama yang diakui Bangsa Indonesia.
  5. Lingkaran puncak : Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
  6. Logo Daerah Kota Kupang diletakan dibagian tengah atas berdampingan dengan Kabupaten Jepara, Kedua Logo Kota dan Kabupaten tersebut berlatar hitam sehingga membedakannya dengan Kabupaten/Kota lainnya.
  7. Pada sisi kanan Gong ditulis Hak Cipta Oleh Djuyoto Suntani (Presiden Komite Perdamaian Dunia) didukung oleh Bambang Herry Purnomo, Susianty Kawira, Frans Lebu Raya dan Daniel Adoe

Kota Kupang telah membuat sejarah besar yang akan melegenda, Kota Kupang secara terhormat telah menjadi salah satu kota utama dunia pemegang Gong Perdamaian Nusantara. Kota yang mendapat kedudukan tinggi sebagai kota perdamaian dunia.  Gong Perdamaian Dunia berdiri di Taman Nostalgia seluas 500 meter persegi yang berada dipusat Kota Kupang. Gong perdamaian Nusantara ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 8 Februari 2011. Peresmian ini disaksikan oleh ratusan warga dari penjuru Kupang, termasuk para pelajar. Peresmian gong ini dihadiri pula oleh sejumlah menteri, Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Wali Kota Kupang Daniel Adoe, serta para tokoh agama.

Semoga momentum penempatan dan peresmian Gong Perdamaian Dunia di Kota Kupang, sama sama kita jadikan sebagai "Sarana Pemersatu Nusantara" menuju terwujudnya Kawasan usantara Modern menjadi "Induk Peradaban Dunia Jilid Dua".
Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada Bangsa Indonesia dan kepada kita semua. 

Kamis, 21 April 2011

Bunut Bolong - Bali

Bunut merupakan sejenis pohon beranting yang dalam pertumbuhannya bisa menjadi sebuah pohon yang besar dan tinggi. Pohon bunut yang satu ini mempunyai keunikan tersendiri, dimana di tengah bunut terdapat lubang yang lebarnya selebar jalan aspal. Kendaraan bus besar pun bisa melintas di bawah pohon tersebut. Disamping sebagai tumbuhan alami, bunut bolong oleh masyarakat sekitar diyakini mempunyai nilai magis.
Di sebelah barat pohon Bunut Bolong ini, terdapat hamparan hutan yang membentang dari selatan ke utara yang sangat mempesona untuk dinikmati. Bila kita berdiri di sekitar Bunut Bolong, kita akan dapat menyaksikan perkebunan cengkeh yang juga memiliki keindahan tersendiri.
Bunut Bolong terletak di daerah pegunungan yang termasuk wilayah Desa Manggissari, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Dari Kota Denpasar, Bunut Bolong berjarak kurang lebih 86 km.
Sebagai daerah tujuan wisata, Bunut Bolong masih merupakan obyek yang sangat asli dan alami. Fasilitas seperti tempat parkir, toilet umum, penginapan, restoran maupun kios-kios souvenir belum tersedia di tempat ini.
Asal usul Bunut Bolong beserta Pura Pujangga Sakti yang ada di sebelah selatannya, belum diketahui secara pasti. Menurut Legenda, Pura Pujangga Sakti dibangun oleh penduduk setempat sebagai bentuk penghormatan terhadap seorang Empu yang bernama Dang Hyang Sidhi Mantra yang kebetulan melewati tempat tempat tersebut.
Sementara Bunut Bolong juga mempunyai cerita tersendiri di kalangan penduduk setempat. Ketika Desa Manggisari mulai dirintis kurang lebih tahun 1928, muncul banyak kejadian-kejadian aneh pada saat itu.
Penduduk yang pada mulanya tinggal di sebelah utara Bunut Bolong dan di sebelah selatan kuburan terkena wabah penyakit. Kemudian ada petunjuk yang berasal dari pura agar lokasi pemukiman penduduk dipindahkan ke sebelah selatan Bunut Bolong. Hal ini dipatuhi dan penduduk pun selamat dari wabah.
Dengan latar belakang itulah Bunut Bolong dan sekitarnya mempunyai nilai religius bagi masyarakat sekitar khususnya masyarakat Manggissari.








Rabu, 20 April 2011

Dive at Drop Off

Pada mulanya Tulamben Wall atau yang dikenal dengan nama Drop Off hanya menjadi alternatif bagi pada operator selam untuk penyelaman kedua setelah USS Liberty. Namun pada perkembangannya ternyata Tulamben Wall ini memiliki karakteristik khusus yang tidak kalah menariknya dibandingkan dengan USS Liberty. Wall yang dasarnya di kedalaman sekitar 60-70 meter ini menjadi ajang ujian bagi para penyelam technical dan hewan-hewan bawah air yang berukuran besar seperti hiu karang ataupun hiu martil pernah ditemui oleh banyak penyelam di kedalaman ini. Di bagian atas, terumbu karang warna-warni menjadi perpaduan yang menarik dengan ikan serta mahluk-mahluk laut yang berwarna-warni pula. Di samping pemandangan bawah laut yang indah, Drop Off juga menawarkan berbagai temuan objek makro yang jenisnya sangat beragam.
With Mr. Seno Suyono



Sea Fan

Sea Fan
Octopuss
Ghost Pipefish
Anemone