Kamis, 21 April 2011

Bunut Bolong - Bali

Bunut merupakan sejenis pohon beranting yang dalam pertumbuhannya bisa menjadi sebuah pohon yang besar dan tinggi. Pohon bunut yang satu ini mempunyai keunikan tersendiri, dimana di tengah bunut terdapat lubang yang lebarnya selebar jalan aspal. Kendaraan bus besar pun bisa melintas di bawah pohon tersebut. Disamping sebagai tumbuhan alami, bunut bolong oleh masyarakat sekitar diyakini mempunyai nilai magis.
Di sebelah barat pohon Bunut Bolong ini, terdapat hamparan hutan yang membentang dari selatan ke utara yang sangat mempesona untuk dinikmati. Bila kita berdiri di sekitar Bunut Bolong, kita akan dapat menyaksikan perkebunan cengkeh yang juga memiliki keindahan tersendiri.
Bunut Bolong terletak di daerah pegunungan yang termasuk wilayah Desa Manggissari, Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Dari Kota Denpasar, Bunut Bolong berjarak kurang lebih 86 km.
Sebagai daerah tujuan wisata, Bunut Bolong masih merupakan obyek yang sangat asli dan alami. Fasilitas seperti tempat parkir, toilet umum, penginapan, restoran maupun kios-kios souvenir belum tersedia di tempat ini.
Asal usul Bunut Bolong beserta Pura Pujangga Sakti yang ada di sebelah selatannya, belum diketahui secara pasti. Menurut Legenda, Pura Pujangga Sakti dibangun oleh penduduk setempat sebagai bentuk penghormatan terhadap seorang Empu yang bernama Dang Hyang Sidhi Mantra yang kebetulan melewati tempat tempat tersebut.
Sementara Bunut Bolong juga mempunyai cerita tersendiri di kalangan penduduk setempat. Ketika Desa Manggisari mulai dirintis kurang lebih tahun 1928, muncul banyak kejadian-kejadian aneh pada saat itu.
Penduduk yang pada mulanya tinggal di sebelah utara Bunut Bolong dan di sebelah selatan kuburan terkena wabah penyakit. Kemudian ada petunjuk yang berasal dari pura agar lokasi pemukiman penduduk dipindahkan ke sebelah selatan Bunut Bolong. Hal ini dipatuhi dan penduduk pun selamat dari wabah.
Dengan latar belakang itulah Bunut Bolong dan sekitarnya mempunyai nilai religius bagi masyarakat sekitar khususnya masyarakat Manggissari.








Rabu, 20 April 2011

Dive at Drop Off

Pada mulanya Tulamben Wall atau yang dikenal dengan nama Drop Off hanya menjadi alternatif bagi pada operator selam untuk penyelaman kedua setelah USS Liberty. Namun pada perkembangannya ternyata Tulamben Wall ini memiliki karakteristik khusus yang tidak kalah menariknya dibandingkan dengan USS Liberty. Wall yang dasarnya di kedalaman sekitar 60-70 meter ini menjadi ajang ujian bagi para penyelam technical dan hewan-hewan bawah air yang berukuran besar seperti hiu karang ataupun hiu martil pernah ditemui oleh banyak penyelam di kedalaman ini. Di bagian atas, terumbu karang warna-warni menjadi perpaduan yang menarik dengan ikan serta mahluk-mahluk laut yang berwarna-warni pula. Di samping pemandangan bawah laut yang indah, Drop Off juga menawarkan berbagai temuan objek makro yang jenisnya sangat beragam.
With Mr. Seno Suyono



Sea Fan

Sea Fan
Octopuss
Ghost Pipefish
Anemone